Sabtu, 22 Oktober 2011

ANALISIS TEKS DRAMA NASKAH LAKON REMAJA “TAPLAK MEJA” KARYA HERLINA SYARIFUDIN


A.    STRUKTUR DRAMA
1.      UNSUR INTRINSIK
a.       TEMA
Tema yang diangkat atau diulas oleh Herlina Syarifudin dalam naskah drama ini adalah tentang pendidikan terutama adalah ajaran moral. Atau lebih tepatnya kemanfaatan dan lambang sederhana sebuah taplak meja sebagai pengendali moral dalam kaitannya disini dengan ajaran saat ujian. Dengan lambang sebuah taplak meja kita dapat melihat gambaran sebuah kejujuran siswa-siswi dalam mengerjakan sebuah ujian.

b.      PLOT
Alur atau plot dalam penulisan naskah drama ini termasuk alur linear karena menceritakan secara kronologis urutan-urutan ceritanya.
Adapun struktur alur drama ini adalah sebagai berikut:
1)      Bagian Awal
Memaparkan tokoh-tokoh yang terdiri atas kumpulan anak brokenhome di sebuah rumah singgah dengan pemiliknya yaitu Pakde Kempul. Kemudian Bude Kinanti yang merupakan teman lama Pakde Kempul dan berniat untuk membantu mengajar anak-anak di rumah singgah tersebut.

2)      Bagian Tengah
Pada bagian tengah, sampailah pada ujian anak-anak di Rumah singgah menggunakan taplak meja sebagai media pentingnya. Maka anak-anak berusaha untuk mendapatkan taplak meja sebagai alat untuk ujian. Hingga Bude Kinanti dan Pakde Kempul saling bernostalgia di rumah singgah itu, membicarakan masa lau mereka.
3)      Bagian Akhir
Bude Kinanti dan Pakde Kempul akhirnya menikah. Sementara anak-anak singgah sudah kembali bersama  orang tua mereka. Bahkan mereka memberikan hadiah untuk pasangan pengantin itu gaun pengantin dan maskawin bermotif taplak meja.

c.       TOKOH
Yang sangat berperan penting dalam suatu drama adalah tokoh. Dalam teks drama ini menampilkan tokoh-tokoh antara lain:
1)      Pakde Kempul
Pakde Kempul merupakan tokoh utama dan memiliki peran yang penting dalam drama ini. Ia berperwatakkan baik hati, senang melucu dan bercanda, peramah, rendah hati, serta terkadang tegas.
2)      Bude Kinanti
Bude Kinanti merupakan tokoh tambahan yang membuat drama ini hidup dengan mengeluarkan konflik-konflik sederhana dengan Pakde Kempul, meskipun bukan konflik antara protagonist dan antagonis. Bude Kinanti melakonkan watak yang baik hati, peramah, penyayang, suka humor, dan berjiwa sosial yang tinggi.
3)      Anak-anak rumah singgah
Anak-anak rumah singgah ini merupakan tokoh-tokoh tambahan yang dapat dikatakan pula tokoh utama karena hampir di setiap adegan mereka muncul. Tetapi tokoh sentralnya tetap pada Pakde Kempul yang menjadi pusat penceritaan. Tokoh anak-anak ini memiliki perwatakan yang berbeda-beda, antara lain:
a)      Kemprut
Kemprut memiliki sifat yang senang bercanda, suka kentut, bicara apa adanya (blak-blakan), memiliki ide yang diungkapkan sekenanya.
b)      Wirid
Sifat yang dimiliki Wirid adalah taat pada agama, suka menasehati, paling sopan disbanding anak yang lain.
c)      Genting
Perwatakan yang dimiliki Genting adalah senang bercanda, ia yang paling cerdas disbanding dengan yang lain.
d)     Janthil
Pada drama ini Janthil berperwatakan berperwatakkan lugu, dan terlalu jujur dalam mengungkapkan sesuatu.
e)      Sower
Sower memiliki watak yang senang bercanda dan suka tidur.

f)       Mama Kemprut
Mama Kemprut adalah seorang ibu yang sangat menyayangi Kemprut,anaknya. Ia juga baik hati,terlihat dari cara dia menelpon Kemprut.

d.      DIALOG
Dialog “Taplak Meja” ini sudah memenuhi tuntutan, yakni :
1)      Dialog harus menunjang gerak dan laku tokohnya karena selain terdapat wawancang (dialog) terdapat pula kramagung (teks samping atau petunjuk laku) nya.
2)      Dialog dalam pentas harus lebih tajam daripada dialog sehari-hari. Ketajamannya terlihat atau tampak pada saat menyanyikan lagu-lagu kreatif secara kompak. Dalam kehidupan sehari-hari jarang sekali adanya dialog seperti itu. Selain itu penyampaian potongan-potongan amanat yang disampaikanoleh Bude Kinanti yang disampaikan pada anak-anak yang terlalu formal apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka dapat dikatakan dialog dalam naskah drama ini sudah sesuai tuntutan dan ketentuan.

e.       LATAR ATAU SETTING
1.      Latar tempat yang dipakai adalah di sebuah rumah singgah milik Pakde Kempul. Lebih rincinya dapat kita lihat antara lain:
Adegan 1 : di kamar tempat tidur anak-anak di rumah singgah.
Adegan2 : teras depan rumah singgah Pakde Kempul.
Adegan 3 : ruang tamu di rumah singgah Pakde Kempul.
Adegan 4 : teras depan rumah singgah Pakde Kempul.
Adegan 5 : rumah singgah Pakde Kempul.
2.      Latar waktu dalam drama ini berbeda-beda, diantaranya:
Adegan 1 : pagi saat anak-anak rumah singgah baru bangun tidur.
Adegan 2 : siang hari.
Adegan 3 : satu tahun berikutnya siang hari.
Adegan 4 : malam hari.
Adegan 5: pagi menjelang siang karena disebutkan orang tua Genting agak telat karena harus mengambil rapor adiknya.

f.       AMANAT
Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang ialah antara lain:
1)      Kita harus menghargai orang lain terlebih lagi orang yang usianya lebih tua.
2)      Kita tidak boleh menyontek, hendaklah percaya diri kepada diri kita sendiri.
3)      Kita hendaknya berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dan kita tingkatkan.


2.      UNSUR EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik drama ini antara lain:
a.       Latar belakang pengarang
Pengarang adalah seorang penulis yang berpendidikan maka tak heran ia mengangkat dan menyertakan nilai moral dalam kegiatan ujian misalnya menggunakan taplak meja.
b.      Hal-hal yang menarik
Hal yang menarik dari teks drama ini adalah pemilihan judul dan tema yang sangat kreatif, belum pernah terbayangkan untuk membuat cerita ataupun drama dengan objek taplak meja.
c.       Nilai-nilai yang terkandung
Nilai yang berhubungan secara langsung dengan drama tapi berhubungan dengan penulis, misalnya:
1)      Nilai agama
Dalam naskah drama Wirid banyak menggunakan kata-kata islami, sesuai dengan agama Herlina Syarifudin. Lina seorang muslim maka ia tahu kata-kata ungakapan yang bernapaskan islami.
2)      Nilai pendidikan
Secara tidak langsung drama ini mengungkapkan bahwa pendidikan yang ada di kehidupan sehari-hari misalnya dalam ujian berporos pada pengalaman yang dialami oleh penulis. Inti atau amanat dalam naskah drama ini adalah untuk mengajarkan kejujuran kepada anak-anak dalam gambaran jelasnya adalah tampak pada saat anak-anak melaksanakan ujian namun dialasi taplak meja.
3)      Nilai sosial
Karena Herlina memiliki jiwa sosial yang tinggi maka ia mengangkat setting atau latar di sebuah rumah singgah intuk anak-anak brokenhome.

B.     PESAN YANG TERKANDUNG
Secara keseluruhan atau garis besarnya, naskah drama karya Herlina Syarifudin ini adalah mengajarkan tentang perlunya berlaku jujur. Hal ini tampak yakni saat anak-anak rumah singgah melaksanakan ujian. Mereka menggunakan taplak meja agar tidak terjadi kecurangan yang seperti biasa kita jumpai saat ulangan berlangsung. Misalnya dengan membuat contekan di meja tempat ujian.
Pesan kedua yang tersirat dari naskah drama ini adalah agar kita mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah. Kita tidak boleh berpikir pendek dalam memutuskan caranya agar masalah yang kita hadapi dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini tampak dari melihat cara anak-anak rumah singah dalam mencari taplak meja yang menjadi persyaratan mengikuti ujian.
Selain kedua pesan diatas juga ada pesan agar kita tidak lari dari masalah terlebih lagi masalah keluarga, seperti yang dialami oleh anak-anak rumah singgah itu. Karena pada dasarnya keluarga adalah bagian yang tidak bisa kita lupakan keberadaannya, ayah dan ibu, meskipun mereka berpisah. Lebih baik kita berlaku dewasa dalam menyikapi masalah yang menimpa kita. Jangan putus asa apalagi lari dari masalah.

5 komentar:

  1. Terima kasih yg tak terhingga atas analisanya terhadap naskah yg telah saya bikin. Salam kenal..

    penulis naskah Taplak Meja
    FB: bravosag@yahoo.com
    Email: herlina.syarifudin@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Ibu, terima kasih. Mohon maaf apabila dalam menginterpretasikan tidak sesuai dengan isi yang Ibu harapkan..

      Hapus
    2. Konjungsi temporal nya di mana ya Bu?saya bingung

      Hapus